Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Satu Saja

Aku sering mengerang sakit tertunduk melesu di pojok kamar yang sendu, tuli karena hujan Aku menulis ribuan kalimat tapi entah darimana Aku berjalan dengan syahdu di pinggir kota namun sering tanpa kekuatan Aku kerap senyum tanpa bongkar kenyataan Tapi aku tahu... Aku menikmati hari yang memadam untuk meneranginya, dengan sangat sengaja Sebahagia melihat matahari Namun tak mau redup Yang jauh terbenam jelaga Yang dekat tergenang jingga Jadi satu warna Satu saja

Iya?

Dimana letak hina seseorang yang sangat berpengaruh bagi ketenangan orang lain? Sampai orang lain itu tidak pernah merasakan gelap di larut malam Bisa jadi dia merasa tak berperan untuk dirinya sendiri Padahal setitik senyumnya kepada orang lain sama sekali mengubah redup jadi gemintang Jika hidup di satu massa akan habis esok Tak terelaklah saya mengijinkan firdaus baginya Sama sekali tiada kehinaan Baru sekali ini saya melihat karya surga dari mata seorang hawa Hiduplah dengan damai Hiduplah sepanjang mungkin Matikan hinanya Hidupmu bukan untuk terhempas, lebur, jauh Senyumlah.. Orang lain membutuhkan itu Hatimu jua