Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Rear Eyes (SS)

REAR EYES             Ada 2 orang sahabat yang berkuliah di salah satu Universitas di Bekasi bernama Yuda dan Angga. Mereka baru saja menyelesaikan liburan semester 1-nya. Mereka sedang berada di kantin kampus sebelum jam pertama masuk. “ Brother …gimana kabarnya?” Tanya Yuda. “Alhamdulillah, kemana aja kemarin liburan?” Jawab Angga dan balik bertanya. “Nggak kemana-mana, cuma di rumah aja bantu nyokap jualan.” Jawab Yuda. “Keren!” Singkat Angga sambil mengeluarkan androidnya. “Lo? Asik di kampung?” Tanya Yuda kepada Angga. Angga pulang kampung saat liburan. “ Boring sih, hahaha.” Jawab Angga singkat. “Annis sekampung sama lo ya?” Yuda tanya balik. “Iya, sama-sama Surabaya. Kenapa?” Tanya Angga. “Nggak, 2 minggu yang lalu dia update PM , mau kesana tapi nggak jadi.” “Haha kenapa tuh orang?” “Nggak tau deh.”             Annisa Aulia seorang mahasiswi juga, sekelas dengan Yuda dan Angga. Sama-sama jurusan Ilmu Komunikasi. Annis seorang yang pintar, IP dia di

Makna Keadilan dalam Islam (ES)

Makna Keadilan dalam Islam             Pada akhir-akhir ini, khususnya di Indonesia telah terjadi banyak perbedaan opini di kalangan masyarakat tentang keadilan seorang pemimpin, mulai dari kepengurusan yang paling bawah (RT) sampai Presiden sekalipun. Lalu bagaimana seharusnya pemimpin berlaku adi dalam menjalankan tugas-tugasnya ? Mari kita ulas klasifikasi pengertian adil menurut para ulama Islam. 1. Yang pertama, adil dalam arti tidak membedakan satu sama lainnya. Persamaan ini yang dimaksud adalah persamaan hak. 2. Yang kedua, adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak itu pada pemiliknya. Inilah yang sering dikenal dalam Islam dengan istilah ‘wadh`u asy-syai`fi mahajilih” artinya meletakan sesuatu pada tempatnya. 3. Kemudian yang ketiga adalah adil dalam arti seimbang. Disini keadilan identik dengan kesesuaian, bukan lawan dari kedhaliman. Dalam hal ini kesesuaian atau keseimbanagn tidak mengharuskan persamaan kadar. Bisa saja satu bagian beru

Bukan Untuk Menyerah, Jerman! (SS)

Bukan Untuk Menyerah, Jerman!             Seminggu lagi adalah hari yang sangat penting bagi Abim karena Ia akan terbang ke Berlin, Jerman untuk melakukan tes kerja di Max Planck Institute, sebuah perusahaan yang mengkaji bidang bahasa di seluruh dunia, bagaimana komunikasi lintas budaya yang akan dikaji oleh setiap staf Max Planck dari berbagai negara.             Abim adalah seorang lulusan S1 Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi jurusan Ilmu Komunikasi. Ketertarikannya akan komunikasi lintas budaya benar-benar dibuatnya menjadi kenyataan saat Ia akan memulai perjuangannya pada hari Senin, 9 hari lagi di Berlin. Dengan segala keterbatasan kesehatan fisik yang dialami, Ia berhasil melewati serangkaian tes yang dilakukan di Goethe-House, Jakarta, sebuah sekolah Jerman yang berada di kawasan Jakarta Pusat. Abim tidak hanya sendiri, Ia dan 2 orang rekannya yang juga orang Indonesia akan berjuang untuk mendapatkan posisi di Institut Max Planck. 2 orang rekannya itu tidak lain adalah

Langkah Pengharap Surga

Ku hembus nafas keras Terhempas tubuh ini makin ke atas Berpadu dengan kekuatan batin memanas Menghilangkan gundah dan jalan yang pedas Hati ini berteriak sungguhan Ragaku berlari membentengi terpaan Semangat bertubi nyatakan angan Demi raih tingginya awan Sulit bila ku langkahkan tanpa ibadah Bersujud tulus di atas sajadah Bertasbih memohon ketenangan beraqidah Seluruhnya kepada Allah Sang Maha Pemurah Perjalanan panjang mencari indahnya surga Tak luput dari kerasnya raga berusaha Tak akan lupa akan ikhlasnya panjatan doa Teruntuk hidayah menerangi rasa bahagia Ya Allah… Hanya kepada-Mu aku bersuara Agar jiwaku tertata dan istimewa