Pemerhatimu

Ku akui mata ini sulit tuk terbuka di setiap malam
Apalagi untuk berbicara
Letih ku rasa gagal terunggah karena terpanah
Padamu yang membutuhkan matahari di malam hari
Kau bukan sekedar rembulan yang tergambar merajut
Kau juga aju elakkan dari halnya segumpal awan yang kerap menggelapkan alam
Kau lebih dari itu
Kau bintang yang memancarkan cahaya sendiri
Apa kau menginginkan adanya cahaya di atas cahaya
Kau bisa memperangkapkan ungakapan itu
Masa depanmu bak matahari yang tetap memerlukan kerlipan
Dari pancaran dirimu setiap saat
Untuk keindahan nafas hidupmu
Bahkan di saat yang lain memerhatimu
Mereka tak sadari ituSebagai keistimewaan yang terasingkan secercah demi secercah cahaya yang berpadu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menekan

Menoleh Pun Tidak

Terpesona Papua