Jendela Terbuka

Dengan hati menahan
Sudah hampir mati terasa
Tetap membenak, melintas
Waktu yang sangat hebat

Dengan mata bercakap
Berjalan, meresapi larinya detik-detik
Namun diri menjadi patung
Tubuh semakin kaku, habis karena malu

Jendela terbuka
Mendekat tatap memandang
Apa kabar di dalam dada?
Sudah berani bicara?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menekan

Menoleh Pun Tidak

Terpesona Papua