Kau tidak akan pernah tahu bagaimana aku berjuang Aku terhempas ombak Terlempar karena topan Kaki tersandung koral Kepala terbentur dinding Telapak kaki tertusuk paku 7 senti Punggung tertimpa kardus terisi Jariku robek jatuh dari kendaraan Semuanya Seluruh bagian tubuh Namun kau tidak akan pernah tahu Kau begitu apatis Sementara aku terlihat autis Berjuang sendiri, aneh sendiri, hancur sendiri Aku menganggapmu adalah aku Bukan kamu Tapi aku
Hai rekan . . . Sudahkah kau merasa bahagia Aku sangat berharap akan kehadiranmu kembali Rinduku tak tertahankan setiap menolehmu Seperti ingin ku putar balik semuanya Apa kau rasakan hal yang sama ? Inginkah engkau berbagi cerita kembali ? Sulitnya dirimu hanya sekedar tak lama bertatap Bahkan menoleh pun tidak Sekarang ku pasrah Tapi ku tak pernah penat akan mengingat kisah kita Berbahagialah rekan
Biar benderang menyelimuti mata Rentan rapuh tersuguh lesu Ku diteguk di peraduan dan enggan bergerak Menyelami paru-paruku hingga dasar Tanganmu mendinginkan hariku yang keras Tanganku menginginkan jarimu yang lembut Kamu orang yang takkan hilang Aku orang yang takkan bilang Lirih jatuh lari, menggetarkan sekujur tubuh Mengiris di tepian senyum dan wajah bertekuk Ketiadaanmu memanaskan kening Keberadaanmu menolak peluh yang kering
Komentar
Posting Komentar