Pernahkah kau merasa segala arah menekan? Terdorong, terdorong, terdorong, terhempas namun tak jua lepas Adakah sendiri yang menenangkan? Malam ini begitu rumit Ketika sandar tidak mengenal sadar sesaat Entahlah sudah… Saya harus memejamkan mata Semoga sepertiga gelap menjemput Tanpa ada lagi yang terenggut Sambil berharap kembalinya puing-puing reruntuhan rasa percaya, perlahan
Hai rekan . . . Sudahkah kau merasa bahagia Aku sangat berharap akan kehadiranmu kembali Rinduku tak tertahankan setiap menolehmu Seperti ingin ku putar balik semuanya Apa kau rasakan hal yang sama ? Inginkah engkau berbagi cerita kembali ? Sulitnya dirimu hanya sekedar tak lama bertatap Bahkan menoleh pun tidak Sekarang ku pasrah Tapi ku tak pernah penat akan mengingat kisah kita Berbahagialah rekan
Kau tidak akan pernah tahu bagaimana aku berjuang Aku terhempas ombak Terlempar karena topan Kaki tersandung koral Kepala terbentur dinding Telapak kaki tertusuk paku 7 senti Punggung tertimpa kardus terisi Jariku robek jatuh dari kendaraan Semuanya Seluruh bagian tubuh Namun kau tidak akan pernah tahu Kau begitu apatis Sementara aku terlihat autis Berjuang sendiri, aneh sendiri, hancur sendiri Aku menganggapmu adalah aku Bukan kamu Tapi aku
Komentar
Posting Komentar